Aisyah. Anak yang berusia 20 tahun. Ia masih menjadi mahasiswa di
salah satu universitas yang terdapat di Malaysia. Ia merupakan anak yang cukup rajin belajar maupun ibadah. Salah
satu yang ia percaya adalah keuntungan dengan mengerjakan sholat. Dia tidak
pernah meniggalkan sholat sedikitpun karena sholat itu sudah menjadi kebutuhan
bagi dirinya dan kehidupannya. Aisyah percaya jika dia mengerjakan sholat subuh
maka sehariannya akan lancar dan dirinya akan dilindungi dari segala macam
hambatan oleh Allah. Ia percaya jika ia sholat zuhur maka kesegaran tubuh akan
menghampirinya lagi serta inspirasi berdatangan dan ini sangat dibutuhkan
olehnya untuk terus berkreasi.
Aisyah tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu karena percaya
akan hal-hal itu. Kepercayaan itu juga tidak datang langsung. Kepercayaan
Aisyah itu ada prosesnya. Sewaktu-waktu Aisyah pernah meninggalkan sholat.
Sholat subuh, ia meninggalkan sholat itu karena terlalu lelah dan ketiduran
hingga siang. Ia pun tidak mengganti sholat itu. Kemudian pada hari itu juga
pekerjaan Aisyah menjadi serba sulit. Tugasan dari dosen tidak diterima dan
banyak masalah mendatang. Dari situ Aisyah percaya bahwa sholat subuh itu mendatangkan
berkah dan mempermudahkan urusan.
Tidak hanya menjadi sholat sebagai kebutuhan. Ia juga mempunyai
hobi yang berganti-ganti masjid untuk sholat berjamaah. Jadi setiap masjid
selalu ia coba dan ia kunjungi. Kerinduan akan masjidnya sangat tinggi. Sampai
suatu saat ia dipanggil oleh Allah ke kota suci Mekkah. Dengan
sangat mudahnya Aisyah diajak pergi untuk ibdah umrah. Dan akhirnya Aisyah
dapat sholat di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram.
Kini bukan Aisyah saja yang merindukan masjid dan membutuhkan
sholat. Tetapi masjid juga sentiasa merindui kehadirannya. Dan setiap masjid
ingin ia berpijak kedalamnya sehingga ia selalu mendapat tiket untuk
berjalan-jalan kemana pun dan ia selalu berpijak pada masjid di wilayah itu.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan