Sabtu, 8 Disember 2018

CERPEN: MASJID YANG SENTIASA DIRINDUKAN


Aisyah. Anak yang berusia 20 tahun. Ia masih menjadi mahasiswa di salah satu universitas yang terdapat di Malaysia. Ia merupakan anak yang cukup rajin belajar maupun ibadah. Salah satu yang ia percaya adalah keuntungan dengan mengerjakan sholat. Dia tidak pernah meniggalkan sholat sedikitpun karena sholat itu sudah menjadi kebutuhan bagi dirinya dan kehidupannya. Aisyah percaya jika dia mengerjakan sholat subuh maka sehariannya akan lancar dan dirinya akan dilindungi dari segala macam hambatan oleh Allah. Ia percaya jika ia sholat zuhur maka kesegaran tubuh akan menghampirinya lagi serta inspirasi berdatangan dan ini sangat dibutuhkan olehnya untuk terus berkreasi.

Aisyah tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu karena percaya akan hal-hal itu. Kepercayaan itu juga tidak datang langsung. Kepercayaan Aisyah itu ada prosesnya. Sewaktu-waktu Aisyah pernah meninggalkan sholat. Sholat subuh, ia meninggalkan sholat itu karena terlalu lelah dan ketiduran hingga siang. Ia pun tidak mengganti sholat itu. Kemudian pada hari itu juga pekerjaan Aisyah menjadi serba sulit. Tugasan dari dosen tidak diterima dan banyak masalah mendatang. Dari situ Aisyah percaya bahwa sholat subuh itu mendatangkan berkah dan mempermudahkan urusan.


Tidak hanya menjadi sholat sebagai kebutuhan. Ia juga mempunyai hobi yang berganti-ganti masjid untuk sholat berjamaah. Jadi setiap masjid selalu ia coba dan ia kunjungi. Kerinduan akan masjidnya sangat tinggi. Sampai suatu saat ia dipanggil oleh Allah ke kota suci Mekkah. Dengan sangat mudahnya Aisyah diajak pergi untuk ibdah umrah. Dan akhirnya Aisyah dapat sholat di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram.

Kini bukan Aisyah saja yang merindukan masjid dan membutuhkan sholat. Tetapi masjid juga sentiasa merindui kehadirannya. Dan setiap masjid ingin ia berpijak kedalamnya sehingga ia selalu mendapat tiket untuk berjalan-jalan kemana pun dan ia selalu berpijak pada masjid di wilayah itu.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan