Selasa, 4 Disember 2018

THAHARAH

Pengertian Thaharah
 
Thaharah secara bahasa bermaksud dengan bersih dan membebaskan diri dari kotoran dan najis. Sedangkan pengertian thaharah secara istilah (syara’) adalah menghilangkan hukum hadas untuk menunaikan solat atau (ibadah) yang selainnya yang disyaratkan di dalamnya untuk bersuci dengan air atau pengganti air, iaitu tayammum.

Jadi, pengertian thaharah atau bersuci adalah mengangkat kotoran dan najis yang dapat mencegah sahnya solat, baik najis atau kotoran yang melekat di badan, maupun yang ada pada pakaian, atau tempat ibadah seorang muslim.

Pembagian Thaharah

Thaharah itu terbagi menjadi dua:

1. Thaharah ma’nawiyah atau thaharah qalbu (hati), iaitu bersuci dari syirik dan maksiat dengan cara bertauhid dan beramal soleh, dan thaharah ini lebih penting dan lebih utama daripada thaharah badan. Karena thaharah badan tidak mungkin akan terlaksana apabila terdapat syirik. 

Sebagaimana firman Allah SWT:

“Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis” (Surah At-Taubah: 28)
Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan didunia dan diakhirat mereka beroleh siksaan yang besar.” (Surah Al-Maidah: 41)

Maka wajib bagi seorang muslim yang berakal untuk mensucikan dirinya dari syirik dan keraguan dengan cara ikhlas, bertauhid, dan yakin. Dan juga wajib atasnya untuk mensucikan diri dan hatinya dari kotoran-kotoran maksiat, dengki, benci, dendam, penipuan, kesombongan, dan sebagainya.

2. Thaharah hissiyah atau thaharah badan, iaitu mensucikan diri dari hadas dan najis, dan ini adalah bagian dari iman yang kedua. Allah mensyariatkan thaharah badan ini dengan wudhu dan mandi, atau pengganti keduanya yaitu tayammum (bersuci dengan debu). Penghilangan najis dan kotoran ini meliputi pembersihan pakaian, badan, dan juga tempat solat. 

Sebagaimana firman Allah SWT:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan solat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah (usaplah) kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau salah seorang dari kamu kembali dari tempat buang air (wc/kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu, Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (Surah Al-Maidah: 6)



Tiada ulasan:

Catat Ulasan