DATA BUKU
Judul
: 150 Kisah Abu Bakar Al-Shiddiq
Pengarang
: Irfan Maulana Hakim, Cecep Hasannudin
Penerbit
: Ahmad ‘Abdul ‘Al Al - Thahthawi
Tempat
terbit : Cinambo, Bandung
Tahun
terbit : April 2016
Cetakan
: Pertama
Jumlah
Halaman : 164
ISBN
: 978-602-418-011-9
Harga
: Rp 29.900.00
Buku
ini berbicara tentang manusia sangat agung, sahabat yang paling dekat dan
paling dicintai oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Dialah Abu Bakar
Al-Shiddiq. Karya semacam ini tidak banyak. Buku-buku tentang sahabat,
rata-rata ditulis oleh penulis dari luar negri dan berbahasa arab. Sangat
sedikit yang ditulis oleh penulis Indonesia dan berbahasa Indonesia. Maka upaya
Ahmad ‘Abdul ‘Al Al-Thahthawi ini bisa dibilang satu di antara yang sedikit
itu.
Kendati
berbahasa Indonesia, rujukan yang digunakan cukup kredibel. Kemudian, disajikan
dengan bahasa sederhana, gaya penceritaan yang mengalir, membuat pembaca mudah
memahami isi dari buku ini dan boleh dibaca siapa saja.
Selama
ini, kita menghitung koleksi buku bacaan kita tentang sejarah hidup tokoh,
berapa banyak yang berkisah tentang sejarah perjuangan sahabat Nabi? Sejauh
mana kita mengenal ulama-ulama salaf apabila dibandingkan dengan
ilmuwan-ilmuwan modern? Seberapa lancar kita mengeja nama-nama pahlawan Islam
dibandingkan tokoh-tokoh sekuler?
Maka
buku ini semoga menjadi pelecut awal bagi kita untuk mau menyimak
lembaran-lembaran hikmah tentang sejarah hidup manusia-manusia mulia. Apalagi
buku ini bukan buku sejarah murni dan juga boleh dibilang buku hikmah.
Dengan membaca kisah-kisah perjalanan hidup Abu Bakar Al-Shiddiq, kita semua
diajak bercermin : sampai mana kualitas keberagamaan kita ini? Betapa besarnya
iman dan betapa dalam cintanya pada Allah dan dengan kemulian, pengabdian dan
kecintaan Abu Bakar Al-Shiddiq terhadap Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi
Wasallam beserta Rasul-Nya.
Ceritanya,
Abu Bakar Al-Shiddiq sangat gigih membantu dakwah Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi Wasallam. Ketika dakwah Islam masih dilakukan secara rahsia dan
pemeluknya masih sedikit, Abu Bakar Al-Shiddiq meminta izin kepada Rasul
Shallallahu Alaihi Wasallam untuk berdakwah secara terang-terangan. Karena
terus mendesak akhirnya Nabi mengizinkan. Segeralah dia berkhutbah di Masjidil
Haram.
Setelah
diketahui, kaum Musyrikin memukul, menendang bahkan diinjak-injak tubuh Abu
Bakar Al-Shiddiq. Bersimbah darah, Abu Bakar Al-Shiddiq pun pingsan. Tetapi
dalam keadaan koma beberapa saat, begitu sadar, kata-kata pertama yang keluar
dari lisan Abu Bakar Al-Shiddiq, “Bagaimana keadaan Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam?” Abu Bakar Al-Shiddiq tidak mengeluh, tidak merintih dan tidak
memikirkan dirinya. Singkat cerita, akibat dari peristiwa ini, ibunda Abu Bakar
yang dulunya kafir segara memeluk Islam.
Kisah-kisah
lain serupa ini dapat kita jumpai di dalam buku ini. Mengharukan lagi
mencerahkan. Diungkap pula kemuliaan-kemuliaan Abu Bakar. Antara lain kegigihan
Abu Bakar Al-Shiddiq dalam berdakwah mampu mengislamkan 30 orang yang masuk
Islam. Di antara mereka, Utsman bin Affan, Saad bin Abi Waqqash, Abdurrahman
bin Auf, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidah Ibnul Jarrah dan
Utsman bin Madz’un.
Abu
Bakar Al-Shiddiq adalah pejuang kebenaran hingga tidak segan korbankan harta
bahkan jiwa. Abu Bakar Al-Shiddiq mencintai Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam bukan karena ada keuntungan dunia yang diharapkan. Ia mencintai
Rasulullah dengan mengharapkan ridha Allah. Kepribadian Rasul dan kemuliaan
akhlaknya menjadi magnet bagi siapa saja yang berhati mulia, bersih untuk
mencintainya.
Selebihnya,
buku ini sangatlah bagus untuk menambah ilmu pengetahuan kita agar lebih mengenali
perihal kehidupan Abu Bakaar Al-Shiddiq, serta agar kita dapat bercermin pada
kelembutan beliau dan keteguhan beliau. Begitu juga kebesaran cinta beliau
kepada Allah dan Rasul-Nya. In sha Allah banyak sekali inspirasi dan hikmah
untuk mencerahkan keberagamaan kita. Semoga buku ini menjadi pintu awal kita
untuk semangat mengenal, mempelajari dan meneladani kehidupan sahabat yang
mulia.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan